Sejak pertama memiliki Honda CB400 1998 modifikasi fairing dijajalinya kurang lebih 3 tahun lamanya. Bergelut dengan modifikasi tersebut, sang empunya juga merasa bosan maka beralihlah dengan aliran cafe racer (CR). Hal ini dipicu saat warga Tanjung Priok, Jakut ini mulai sering melihat tunggangan berkonsep serupa, wara-wiri di jalanan.
“Populasi CR tidak seperti halnya aliran motor fairing, namun konsep ini lebih menarik karena ciri hasnya yang klasik dan nilai seninya tinggi,” ucap pria yang tergabung di JBI (Japstyle dan Bratstyle Indonesia). Charlie yang baru berusia 26 tahun ini juga mengaku mengapa berubah aliran, karena pengin suasana baru.
“Awalnya saya pakai sport 250 cc, tapi sudah diuangkan buat tambahan untuk memulihkan CB400 ini. Biar lebih gahar dan naik kelas bro,” kekehnya. Sedangkan soal ubahan, pria yang berprofesi penjual ban truk (bekas dan baru) ini mempercayakan tunggangannya digarap oleh Jums Kustom Garage (JKG).
“Pengerjaan dilakukan cukup lama, sebulan tepatnya nginap dirumah modifikasi. Yang membuat lama adalah cari pompa bensin yang cocok untuk dimasukkan ke tangki bensin baru custom ini. Kalau pakai pompa bensin bawaan motor, kurang pas,” ucap Jumadi, empunya JKG. Sedangkan urusan meracik buntut tawon yang menjadi ciri khas CR, builder di Jl. Mundu Raya, Koja, Jakut ini enggak mengalami kendala.
“Pemotongan rangka belakang biar agak pendek lagi. Setelah itu, bikin rangka baru agar jok custom bisa duduk manis,” ujar pria yang didampingi 3 personil. Selanjutnya agar kaki-kaki tampil lebih kekar, builder yang beroperasi lebih dari 5 tahun ini mengganti kedua peleknya dengan tipe jari-jari.
Agar penampilan lebih kekar dan menarik, sok teleskopik bawaan motor diganti dengan model upside down copotan Yamaha R6 lansiran 2007,” jelas bapak 1 anak.