Penggemar dari Scoodenttial (Scoopy Independent Initial), merubah penampilan tunggangan untuk harian ataupun turing tidak selalu mendapat ubahan yang ekstrem cukup safety dan nyaman ditunggangi. Makanya tak banyak member dari komunitas yang berdiri sejak tahun 2010 ini memodif tunggangannya.
90% masih standar showroom. “Hanya saja beberapa member yang suka modif, baik penampilan maupun oprek mesin. Kebanyakan hanya mengoptimalkan part orisinalnya saja. Yang pasti urusan safety dan kenyamanan tetap diutamakan,” papar Bayu Lesmana, selaku Humas Scoodenttial.
Nah, untuk menyempurnakan sistem keamanan dan kenyamanan saat berkendara, beberapa anggota mengaplikasikan ban ban yang lebih lebar untuk mengganti ban bawaan motor. “Biar tunggangan lebih anteng dan stabil saat diajak bermanuver. Yang melakukan hal ini ada sekitar 70%,” ucap Raisha Gulton, pembesut Scoopy lansiran 2012.
Perempuan yang diangkat sebagai bendahara digrupnya ini mengklaiim jika ladies Scoodenttial biasanya pasang aksesori seperti monel dan cutting sticker. “Yang ganti pelek juga enggak banyak, hanya ada beberapa orang,” imbuh perempuan usia 25 tahun ini.
Pengaplikasian side box maupun top box juga tidak semua anggota memakainya. “Saya aplikasi peranti ini karena barang bawaan lebih banyak dibanding ladies Scoodenttial yang lain. Kan saya juga bawa mukena, sajadah dan perlengkapan lainnya,” ujar korwil wilayah selatan.
Selain itu, sok aftermarket yang lebih banyak dipakainya untuk mendapatkan hasil kejutan sektor belakang. “Agar tampilan sekaligus pengereman depan lebih optimal, beberapa member ganti cakram aftermarket,” tutup Ukwa.
