Sharing pengalaman sesama modifikator dan pemilik motor sangatlah penting agar impian dan selera bisa tersalurkan. Seperti Irvian Bobby, pemilik motor Suzuki DRZ 400 ini akhirnya puas dengan tampilan motornya sekarang.
“Sejak dulu mendamba-dambakan memiliki supermoto, jadi bisa dipakai harian atau turing sama teman satu hobi. Tapi enggak mau terlalu ekstrem juga dan kalau sekarang sih sudah pas,” bangga pria warga Pejaten, Jaksel ini.
Desain yang diinginkan sang empunya Suzuki DRZ 400 ini, menginginkan hasil yang sempurna untuk main tanah atau Supermoto. “Maka dari itu, sektor kaki-kaki yang menjadi utama dalam pengerjaannya,” pungkas Lerry, selaku punggawa Caos Custom.
“Ban dan pelek dibuat lebih lebar dengan menyesuaikan sok depan dan swingarmnya. Sebab, Bobby enggak mau mengubah keaslian dari DRZ,” papar pria yang workshop-nya di Jl. Pancoran Barat 8, Jaksel.
Pengerjaan sektor kaki-kaki tidak membuat Lerrry kesulitan. Ban yang gunakan buat ngaspal dan pelek berukuran lebar depan 3,5 inci serta belakang 4,5 inci dirasa pas buat di DRZ, enggak terlalu lebar atau maksain jadi gambot. Sedangkan teromolnya masih usung aslinya.
Untuk suspensi, “Sok depan belakang dicustom ulang dengan mengganti per. Itu karena bawaan DRZ terlalu soft buat di jalan aspal. Makanya saya pilih lebih keras tapi casing-nya tetap aslinya,” ujar Bobby yang juga member Supermoto Owner Group (SMOG).
Selain itu, pemasangan setang supermoto keluaran Renthal juga diaplikasikan. “Diameter setang aslinya kurang besar dan lebarnya pun kurang mumpuni untuk tampilan supermoto,” sambar sang empunya tunggangan.
Tidak ada ubahan yang dilakukan pada jantung pacu, hanya saja part pendukung yang dipilihnya. “Kapasitas mesin sudah besar dan karburator pun enggak diubah, cuma jeroannya saja pakai karbu kit dari Dynojet plus gas buang aftermarket,” bebernya.
Data Modifikasi:
Ban depan : Avon Diztanzia 120/70-17
Ban belakang : Avon Diztanzia 150/70-17
Pelek : Excel Takasago
Setang : Renthal
Sepatbor depan : KTM 690
Teromol : Standar
Knalpot : Akrapovic
Lampu rem : DRC Jepang
Estimasi Biaya : Rp 40 juta