Joki CLD Bonaharto Apry XL EM-Push TKRJ “Bram Prasetya” berhasil membubung di podium pertama kelas Matic 130 cc Tune up Open. Iya, dalam event bertajuk Pertamina Enduro Comet KYT R9 BRT The Master of Matic Race Championship 2013. Dengan menunggangi Honda BeAT, yang diadakan di Sirkuit Sentul Karting, Bogor, Jawa Barat, dua minggu lalu.
Agar melibas pesaingnya saat lepas star hingga finish sang joki memiliki teknik tersendiri. “Bagian mesin kita maksimalkan dan didukung dengan suspensi yang bagus untuk melahap sirkuit Sentul ini,” ujar Mansuri, mekanik yang kebagian seting besutan Bram Prasetya.
Urusan mesin untuk kelas 130 cc, kapasitasnya dibikin melonjak. Piston mengaplikasi diameter 55 milimeter. Dikombinasikan dengan stroke standar yang 55 mm. Kalau dihitung dengan rumus volume silinder jadinya 130,6 cc. Lewat dong bro dari 130 cc?
Piston yang diaplikasikannya didesain ulang agar mendem 1 milimeter dari bibir silinder. Dengan ukuran mendem 1 mm, agar dapat menghadapi pertempuran di atas sirkuit sebanyak 15 lap. Perbandingan kompresi mesin, dibikin lebih padet. Jadi 13,1 : 1. “Tentu perbandingan kompresi ini untuk setingan penggunaan Pertamax dengan ron 92,” aku Suri, panggilan akrab Mansuri yang bukan sodaranya Mansur S.
Sedangkan bagian Head juga dibubut ulang dengan model bathub, dilengkapi klep in 23 mm dan ex 28 mm. Agar mendapat hasil yang sempurna dalam mendorong buka-tutup klep, durasi kem dibikin jadi 275 derajat.
Nah, untuk pengaturan debit bahan bakar, turun di seri pembuka Matic Race ini kebagian riset karburator baru. “Di event ini kita mengaplikasikan karburator merek X1R diameter venturi 28 mm. Baru dan masih riset. Untuk daleman, pakai pilot-jet 130 dan main-jet 30,” papar Suri yang masih belum tahu asal produk ini dari negara mana.
Saat pengerjaan mesin sudah komplit. Giliran ngomongin suspensi. Untuk melahap corner yang dimiliki Sirkuit Gokart Sentul, suspensi dibikin naik-turunnya lebih lambat. Agar, gejala bumpy bisa diminimalisir.
“Untuk mendapatkan hasil naik-turun lebih smooth, sok depan dicustom ulang. Lubang yang dialiri oli ke sulingan, digeser ke atas dan diameternya dibikin kecil. Sehingga sedikit menyumbat aliran oli. Hasilnya naik-turun jadi lambat. Sedangkan sok belakang, pakai produk aftermarket dari Daytona. Intinya, mesin dan suspensi harus bisa bersinergi,” cetusnya.